pengantar
Pernah naik kereta api-kah ? Kalau ingin naik kereta api lagi, jangan cuma lirik cewe atau cowo cakep Sekali2 perhatikan juga bentuk rel (rel tuh jalan raya-nya kereta api… he2… ). Di setiap sambungan rel pasti ada celahnya… kenapa ya, harus pake celah segala. Atau si insinyur lagi ngantuk kali waktu bikin tuh rel. Kalau belum pernah lihat rel, mungkin pernah lihat jembatan ? Maksud mr.ozan yang strukturnya pakai besi, bukan jembatan kayu… Mirip seperti celah di rel, biasanya besi yang ada di jembatan (di permukaan jalan) juga ada celahnya. Apalagi ya, selain rel dan jembatan… oh, yang ini kasusnya mirip. Atap rumahmu pakai genteng atau seng ? kalau atap rumahmu pakai seng, kadang kalau lagi panas sengnya bisa bunyi sendiri… serius… kalau tidak percaya, bongkar saja atap rumahmu, terus ganti pakai seng… piss….
Aneh ya, rel kereta api kok harus ada celah segala. Besi atau baja di jembatan juga sama… lebih aneh lagi atap rumah yang pake seng. Kalau lagi kepanasan atau kedinginan, seng bisa ribut2…. Kenapa ya… Dirimu bingung-kah ? biasa aja tuh… yee, dalam hati pasti penasaran juga. Gampang kok jelasinnya… met belajar ya….
Sebagian besar benda biasanya akan memuai ketika kepanasan atau menyusut jika kedinginan
Atap seng bisa ribut2 di siang hari yang panas karena adanya pemuaian.
Jika kepanasan, rel kereta api juga bisa memuai. Karenanya sambungan rel
harus ada celahnya. Jika tidak ada celah, kemungkinan besar rel
(biasanya terbuat dari besi/baja) bisa bengkok apabila rel tersebut
memuai. Demikian juga besi atau baja pada jembatan. Botol air yang penuh
terisi air dan tertutup rapat juga bisa hancur lebur kalau botol
tersebut dipanaskan. Masih banyak contoh lain. Sisanya dipikirkan
sendiri ya…
Btw, besarnya pemuaian
sangat bergantung pada sifat benda tersebut. Walaupun panas yang
dirasakan sama, pemuaian yang dialami setiap benda berbeda-beda.
Mengenai hal ini akan mr.ozan jelaskan kemudian.
Pada
umumnya, pemuaian benda bisa dikelompokkan menjadi 2 jenis, yakni
pemuaian panjang dan pemuaian volume. Kita pelajari pemuaian panjang
terlebih dahulu. Setelah itu baru kita bahas pemuaian volume.
Pemuaian Panjang
Jika
terjadi perubahan suhu, kebanyakan benda padat biasanya mengalami
pemuaian panjang. Pemuaian panjang di sini bisa berarti panjang benda
bertambah atau panjang benda berkurang. Biasanya panjang benda bertambah
ketika suhu meningkat, sebaliknya panjang benda berkurang (benda
memendek) ketika suhu menurun. Oya, dirimu jangan membayangkan bahwa
pemuaian panjang hanya bisa terjadi pada benda2 seperti kawat, beton
dkk… setiap benda padat, apapun itu pasti mengalami pemuaian panjang,
meskipun tidak semua bagian benda itu mengalami pemuaian panjang.
Contoh… misalnya kita tinjau sebuah mobil yang lagi diparkir di pinggir
jalan. Ketika si mobil kepanasan, lempeng besi bisa bertambah tebal atau
panjang sisinya bisa bertambah walaupun sangat kecil. Atap rumah yang
terbuat dari seng juga bisa mengalami pemuaian panjang. Dalam hal ini,
ketika seng kepanasan, tepi seng bisa bertambah lebar. Seng juga bisa
bertambah tebal. Hal yang sama juga terjadi pada rel kereta api dan
besi/baja pada jembatan.
Karena
kebanyakan benda padat bisa memuai ketika terjadi perubahan suhu, maka
kita juga perlu tahu bagaimana pengaruh perubahan suhu terhadap besarnya
pemuaian. Hal ini sangat membantu kita dalam merancang suatu peralatan,
bangunan, kendaraan dll. Contohnya celah pada rel kereta api… Biasanya
rel kereta api dibuat dari besi/baja. Para insinyur sudah
memperhitungkan lebar celah antara setiap rel. Pada siang hari yang
panas, rel akan memuai sejauh sekian centimeter… ketika digesek2 oleh
kereta api, rel pasti kepanasan juga. Besarnya pemuaian rel kira2
berapa…. Pada malam hari yang dingin, rel mengerut sejauh berapa
centimeter…. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, para insinyur
memutuskan kira2 panjang celah antara rel berapa, sehingga kalau lagi
kepanasan, rel tidak saling berciuman. Ini cuma salah satu contoh saja….
Btw, untuk mengetahui hubungan antara perubahan suhu dengan pemuaian
panjang, kita membutuhkan rumus… rumus lagi, rumus lagi… guampang kok.
Pahami saja jalan ceritanya…
Untuk
membantu kita menurunkan persamaan yang menyatakan hubungan antara
perubahan suhu dengan besarnya pemuaian panjang, alangkah baiknya jika
kita tinjau sebuah benda padat. Tujuannya biar penjelasan menjadi lebih
mudah dan dirimu juga bisa cepat nyambung dengan penjelasan dari
mr.ozan. Ok, tancap gas…. Tataplah gambar di bawah dengan penuh
kelembutan.
Pada saat suhu benda = To (benda masih dingin), panjang benda = Lo. Pada saat suhu benda = T (benda kepanasan), panjang benda = L. Sambil perhatikan gambar ya…
Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan, perubahan panjang benda
sebanding dengan perubahan suhu. Jika suhu semakin meningkat, panjang
benda juga semakin bertambah. Sebaliknya ketika suhu menurun, panjang
benda juga ikut2an berkurang.
Perubahan panjang suatu benda juga sebanding dengan panjang benda mula-mula (Lo).
Maksudnya kalau besar perubahan suhu sama, benda yang panjangnya 10
meter, misalnya, akan mengalami perubahan panjang 2x lipat dibandingkan
dengan benda yang panjangnya hanya 5 meter. Jadi semakin panjang benda,
semakin besar pemuaian benda tersebut. Sebaliknya, semakin pendek suatu
benda, semakin kecil pemuaian yang dialami benda tersebut.
Untuk
membantu kita meramalkan perubahan panjang suatu benda akibat adanya
perubahan suhu, alangkah baiknya jika kita menurunkan persamaan pemuaian
panjang.
Pertama, perubahan panjang benda (delta L) sebanding dengan perubahan suhu (delta T). Secara matematis bisa ditulis seperti ini :
Kedua, perubahan panjang benda (delta L) sebanding dengan panjang benda mula-mula (Lo). Secara matematis bisa ditulis seperti ini :
Ketiga, perubahan
panjang untuk setiap benda ternyata berbeda-beda. Walaupun besar
perubahan suhu sama, pemuaian yang dialami besi tidak sama dengan kaca.
Demikian juga dengan benda yang lain. Jadi pemuaian panjang ternyata
bergantung pada koofisien muai panjang setiap benda. Koofisien muai
panjang untuk setiap benda diperoleh melalui percobaan (tuh ada tabel
koofisien muai panjang benda di bawah). Semakin besar koofisien muai
panjang, semakin besar pertambahan panjang. Sebaliknya semakin kecil
koofisien muai panjang, semakin kecil pertambahan panjang. Kita bisa
mengatakan bahwa perubahan panjang benda sebanding dengan koofisien muai
panjang. Secara matematis bisa ditulis seperti :
Ketiga perbandingan di atas bisa ditulis kembali menjadi seperti di bawah :
Persamaan
1 bisa digunakan untuk menentukan perubahan panjang suatu benda akibat
adanya perubahan suhu. Nilai koofisien muai panjang untuk benda padat
bisa dilihat pada tabel di bawah.
Sekarang kita oprek persamaan 1 untuk memperoleh persamaan koofisien muai panjang.
Persamaan 2 bisa digunakan untuk menentukan koofisien muai panjang suatu benda.
Keterangan :
Panjang
total sebuah benda setelah mengalami pemuaian atau penyusutan, bisa
kita peroleh dengan menjumlahkan panjang benda mula-mula (Lo) dan perubahan panjang benda (delta L).
Keterangan :
Catatan :
Apabila perubahan suhu (T-To) bernilai negatif, maka perubahan panjang (L-Lo) juga bernilai negatif. Dalam hal ini panjang benda berkurang. Sebaliknya jika perubahan suhu (T-To) bernilai positif, maka perubahan panjang (L-Lo) juga bernilai positif. Dalam hal ini benda bertambah panjang….
Berikut ini data koofisien muai panjang benda padat, pada suhu 20 oC.
Bentuk zat cair dan zat gas berubah2 sehingga kedua jenis zat ini tidak
bisa mengalami pemuaian panjang. Koofisien muai panjang benda padat
bergantung juga pada suhu alias temperatur. Pada suhu yang berbeda,
koofisien muai panjang benda padat juga berbeda2. Btw, jika perbedaan
suhu tidak terlalu besar maka perbedaan koofisien muai panjang juga
tidak terlalu besar, karenanya bisa diabaikan.
Benda Padat | Koofisien muai panjang ( K-1 atau (Co)-1 ) |
Timah hitam | 29 x 10-6 |
Aluminium | 24 x 10-6 |
Kuningan | 19 x 10-6 |
Tembaga | 17 x 10-6 |
Besi atau Baja | 12 x 10-6 |
Beton dan Bata | Mendekati 12 x 10-6 |
Kaca (Biasa) | 9 x 10-6 |
Grafit | 7,9 x 10-6 |
Kaca (Pyrex) | 3 x 10-6 |
Marmer | 1,4 – 3,5 x 10-6 |
Intan | 1,2 x 10-6 |
Invar (Paduan besi – nikel) | 0,9 x 10-6 |
Kwarsa | 0,4 x 10-6 |
Tambahan :
Kalau
dirimu bingung satuan koofisien muai panjang tuh asalnya dari mana,
pahami penjelasan mr.ozan berikut ini. Kita bisa menurunkan satuan
koofisien muai panjang menggunakan persamaan koofisien muai panjang
(Persamaan 2)
Kita gunakan satuan Sistem Internasional. Ingat ya, interval atau jarak antara setiap skala pada skala Kelvin dan skala Celcius tuh sama. Karenanya, selain menggunakan K-1 sebagai satuan koofisien muai panjang, kita juga bisa menggunakan (Co)-1. Sama saja…. Oya, hubungan antara skala Kelvin dan Skala Celcius bisa dibaca di postingan Termometer dan Skala Suhu (di bagian akhir postingan). Sudah mr.ozan muat di blog ini…..
Contoh soal 1 :
Sebuah besi panjangnya = 10 meter. Berapakah pertambahan panjang besi jika suhu berubah dari 40oC menjadi 60oC ?
Panduan jawaban :
Panjang besi mula-mula (Lo) = 10 meter
Suhu awal (To) = 40 oC
Suhu akhir (T) = 60 oC
Perubahan suhu = T – To = 60 oC – 40 oC = 20 Co
Koofisien muai panjang besi = 12 x 10-6 (Co)-1 (lihat tabel di atas)
Sekarang kita tentukan besar pertambahan panjang besi :
Guampang….
Contoh soal 2 :
Pada suhu 40 oC, panjang sebuah kawat tembaga = 100 meter. Jika suhu meningkat menjadi 60 oC, kawat tersebut memuai (bertambah panjang). Berapakah panjang total kawat tersebut setelah memuai ?
Panduan jawaban :
Panjang kawat tembaga mula-mula (Lo) = 100 meter
Suhu awal (To) = 40 oC
Suhu akhir (T) = 60 oC
Perubahan suhu = T – To = 60 oC – 40 oC = 20 Co
Koofisien muai panjang tembaga = 17 x 10-6 (Co)-1 (lihat tabel di atas)
Ingat ya, yang ditanyakan adalah panjang total kawat (panjang mula2 + pertambahan panjang). Kita punya 2 pilihan….
Pertama, langsung menggunakan persamaan panjang total (persamaan 3) untuk menghitung panjang total kawat, atau
Kedua,
menghitung terlebih dahulu pertambahan panjang kawat (persamaan 2).
Setelah memperoleh pertambahan panjang kawat, baru kita jumlahkan dengan
panjang kawat mula-mula.
Banyak
jalan menuju roma, banyak cara mengoprek soal. mr.ozan pakai persamaan 2
cara saja, biar dirimu paham….. btw, dirimu jangan hafal tuh persamaan
ya… pahami saja cara penurunannya, terus sering2 latihan soal biar
otomatis diingat. Ok, tancap gas….
Cara 1 :
Cara 2 :
Wah, ternyata hasilnya sama…… Panjang total kawat tembaga = 100,034 meter
Catatan :
Seperti
yang sudah mr.ozan jelaskan pada postingan Termometer dan Skala Suhu,
jika kita menyebut besar suhu maka kita menggunakan derajat celcius (oC). Sebaliknya, kalau kita menyebut selisih atau perubahan suhu maka kita menggunakan Celcius Derajat (Co).
Contoh :
Mula-mula, suhu kawat tembaga = 30 oC. Setelah dipanaskan, suhu kawat tembaga menjadi 60 oC. Perubahan suhu kawat tembaga = 60 oC – 30 oC = 30 Co (30 Celcius derajat). Biar paham, perhatikan lagi contoh soal di atas atau di bawah….
Contoh soal 3 :
Pada suhu 60 oC, panjang sebuah kawat besi = 100 meter. Berapakah panjang besi tersebut jika suhu berkurang menjadi 40 oC ?
Panduan Jawaban :
Panjang besi mula-mula (Lo) = 100 meter
Suhu awal (To) = 60 oC
Suhu akhir (T) = 40 oC
Perubahan suhu = T – To = 40 oC – 60 oC = -20 Co
Koofisien muai panjang besi = 12 x 10-6 (Co)-1 (lihat tabel di atas)
mr.ozan pakai cara panjang saja… Ok, tancap gas… Panjang kawat besi = panjang mula2 + perubahan panjang kawat
Ternyata panjang kawat besi berkurang. Kawat besi memendek karena suhunya menurun.
Pemuaian Volume
Sebelumnya
kita sudah mempelajari pemuaian panjang. Kali ini kita akan membahas
pemuaian volume. Kalau pemuaian panjang kebanyakan dialami oleh benda
padat, maka pemuaian volume dialami oleh semua benda/zat, baik padat,
cair maupun gas… biar tidak kelamaan, kita langsung menurunkan persamaan
yang menyatakan hubungan antara perubahan suhu dengan besarnya pemuaian
volume yang dialami benda. Btw, dirimu ngerti volume khan ? volume
kubus, volume balok dkk…. ingat lagi pelajaran SD dan SMP…. Lanjut ya…
Persamaan
pemuaian volume mirip dengan persamaan pemuaian panjang. Cuma beda
tipis… mr.ozan tulis rumus pemuaian panjang dulu ya….
Sekarang
mari kita oprek persamaan pemuaian panjang menjadi persamaan pemuaian
volume. Gantikan lambang panjang (L) pada persamaan di atas dengan
lambang volume (V). Koofisien muai panjang diganti dengan koofisien muai
volume.
Biar paham, bandingkan 3 persamaan ini dengan 3 persamaan di atas….
Keterangan :
Benda
| Koofisien muai volume( K-1 atau (Co)-1 ) | |
Padat
| Timah hitam | 87 x 10-6 |
Aluminium | 75 x 10-6 | |
Kuningan | 56 x 10-6 | |
Tembaga | 51 x 10-6 | |
Besi atau Baja | 36 x 10-6 | |
Beton dan Bata | Mendekati 36 x 10-6 | |
Kaca (Biasa) | 27 x 10-6 | |
Grafit | 23,7 x 10-6 | |
Kaca (Pyrex) | 9 x 10-6 | |
Marmer | 4 – 10 x 10-6 | |
Intan | 3,6 x 10-6 | |
Invar (Paduan besi – nikel) | 2,7 x 10-6 | |
Kwarsa | 1 x 10-6 | |
Cair
| Karbon disulfida | 1150 x 10-6 |
Ethyl alkohol | 1100 x 10-6 | |
Bensin | 950 x 10-6 | |
Etanol | 750 x 10-6 | |
Gliserin | 500 x 10-6 | |
Air | 210 x 10-6 | |
Air Raksa | 180 x 10-6 | |
Gas
| Udara | 3400 x 10-6 |
Catatan :
Persamaan
pemuaian volume yang telah kita turunkan di atas hanya berlaku ketika
perubahan volume benda (baik padat, cair maupun gas) lebih kecil dari
panjang benda mula2 atau volume benda mula2. Apabila perubahan volume
suatu benda lebih besar dari volume benda mula2 maka persamaan pemuaian
volume tidak memberikan hasil yang tepat. Btw, biasanya perubahan volume
yang dialami oleh benda padat tidak terlalu besar. Karenanya benda
padat tidak terlalu bermasalah…. Yang menjadi persoalan adalah zat cair
dan zat gas. Perhatikan tabel di atas… koofisien volume zat cair lumayan
besar. Apalagi koofisien zat gas, lebih besar lagi…. Koofisien volume
untuk zat gas juga sangat sensitiv terhadap perubahan suhu. Karenanya,
mengenai zat gas akan kita oprek lebih lanjut pada pembahasan mengenai
Teori Kinetik Gas (tunggu tahun depan. Materi kelas XIB)
Contoh soal :
Tangki
sepeda motor seorang teman terbuat dari besi. Tangki tersebut berukuran
5 liter. Ketika sepeda motornya kehausan, teman tersebut mengisi bensin
sampai penuh. Mumpung masih punya duit, tanggal muda lagi…. karena
penasaran dengan seorang cewe cakep yang lagi mangkal di sebuah konter
HP, maka teman tersebut memarkir motornya dipinggir jalan dan dengan
semangat 45 ia menghampiri si cewe. Ketika mengisi bensin, suhu udara di
sekitar pom bensin = 20 oC. Karena sepeda motor butut
tersebut dijemur dipinggir jalan, maka tangki bensin kepanasan. Jika
suhu tangki yang lagi kepanasan = 50 oC, duit teman mr.ozan tekor berapa rupiah ? anggap saja 1 liter bensin = Rp. 5000
Panduan jawaban :
Malas ah…. bantu dunk….
Referensi
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
www.gurumuda.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar